Praktek komunikasi produktif dengan anak harus terus dilakukan untuk banyak tujuan positif walaupun dengan berbagai tantangan yang muncul silih berganti. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah bisa mendapatkan kenyamanan dan kedekatan dalam hubungan antara orang tua dan anak. Beberapa hal yang bunda terus usahakan untuk dijalankan dalam rangka meningkatkan cara komunikasi menuju hasil yang produktif adalah:
Mengamati dan mendengarkan
Kadang sering lupa adalah mendengarkan setelah melakukan pengamatan atau observasi saat terjadi komunikasi dengan anak. Salah satu tantangannya adalah mengamati dan mendengarkan dengan penuh antusiasme saat kita mendengarkan hal yang menurut kita sepele, padahal anak-anak berharap orangtuanya akan tertarik dan mendengarkan ceritanya. Dengan menunjukkan ketertarikan dan mendengar aktif akan memunculkan rasa dihargai pada diri anak.
Menunjukkan empati
Saat mendengarkan cerita anak dan menunjukkan respon yang baik, bunda harus menunjukkan respon yang membangun, walau respon yang diberikan harus sejujur-jujurnya karena itu dapat menjadi ajang untuk mendidik (tarbiyah) dengan memberikan nasihat yang membangun bagi anak. Begitu pula ketika anak tampak sedang dirundung masalah, janga lupa untuk menanyakan perasaannya dan menerima perasaan tersebut. Rasa diterima dengan kondisi emosi apapun diharapkan dapat membuat anak tetap nyaman dan tetap mau terbuka dan menjadi dekat dengan orantuanya.
Jelas memberikan kritikan atau pujian
Tiap anak memiliki karakter yang berbeda. Ada yang introvert dan ekstrovert. Anak introvert adalah tipe pendiam, tertutup dan tidak mudah bercerita. Anak-anak bunda sepertinya termasuk ekstrovert walau begitu momen komunikasi yang prioduktif harus dibuatkan waktu khusus karena saat ada waktu luang yang khusus dialokasikan untuk komunikasi produktif bisa sekalian melakukan evaluasi untuk perbaikan ke depannya. Jadi biasanya dicari keadaan santai, pada saat anak sedang merasa senang hatinya sewaktu bermain misalnya. Untuk memulainya memang orantua yang harus aktif, dimulai dengan kalimat produktif supaya tujuan praktek komunikasi tercapai.
Memberikan pilihan
Saat berkomunikasi dengan anak harusnya bisa menjadi ajang diskusi sehat antara orang tua dan anak. Sewaktu diskusi anak akan berusaha berfikir kritis dan analitis dengan pertanyaan yang kita ajukan, bukan dengan komunikasi dengan tujuan menghakimi atau memarahi. Sebisa mungkin masing-masing pihak diberikan kesempatan berbicara sehingga anak merasa dihargai. Kemudian akan muncul diskusi lanjutan dari pilihan yang muncul dan dipilih anak bisa berupa konsekuensi dari pilihan tersebut. Bunda sudah berusaha menerapkan ini pada si kakak yang sudah berusia 8 tahun, tetapi untuk si adik yang berusia 3 tahun belum bisa berjalan efektif walau sudah mulai dikenalkan diskusi, memberi pilihan, dan konsekunesi logis yang akan muncul.
Memberikan maaf dan pujian
Kata-kata ini sangat mudah dibaca di artikel manapun terkait komunikasi, tetapi pada kenyataannya tidak mudah. Tidak mudah untuk mengakui kekurangan dan mengakui kesalahan dan meminta maaf. Tetapi kebiasaan baik tidak ada salahnya diberikan contoh dan dilakukan secara konsisten. Sambil tetap tidak lupa dimasukkan aspek pendidikan (tarbiyah) pada anak supaya pesan atau nasihat dari orangtua bisa diserap oleh otak anak. Jika memang kesalahan itu ada dari pihak orangtua, jangan enggan untuk minta maaf pada anak. Hal seperti ini harus ditanamkan pada anak sejak usia dini, agar nantianya tidak terbiasa melempar kesalahan ke orang lain.
Nah sebaliknya, jika anak berhasil mencapai sesuatu jangan lupa pula untuk memberikan pujian yang membangun sambil terus kita dorong untuk melakukan lebih banyak lagi hal-hal yang baik dan bermanfaat.
Sepertinya masih banyaaakkk banget yang bunda harus lakukan dan yang penting adalah konsistensi sehingga akan menjadi suatu kebiasaan baik yang tertanam di dalam diri anak…mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan, aamiin
#level1
#day3
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayjakarta
#komunikasidengananak
Recent comments